Andai Charles Darwin tidak memutuskan
keluar dari sekolah dokternya di Eindenburgh University, mungkin saja buku The Origin of Species tidak pernah ada
dalam sejarah pemikiran sains dan diperdebatkan banyak orang hingga saat ini. Mungkin
saja Charles Darwin sudah menjadi seorang dokter di Shropshire dan sibuk
memberikan pertolongan medis bagi orang-orang miskin. Atau, tidak perlu ada
orang seperti Harun Yahya untuk membantah teori evolusi dengan tulisan-tulisan
yang sarat dengan emosi serta kesalahan logika semacam argumentum ad hominem.
Andaikan Robert Darwin tidak
mendaftarkan anaknya pada Christ’s
College, Cambridge Univerity untuk menjadi seorang pendeta, mungkin saja
buku The Origin of Species tidak
pernah ada. Keputusan Robert Darwin memasukan anaknya ke sekolah pendeta pada
akhirnya mempertemukan Charles Darwin dengan seorang pendeta yang juga adalah
profesor botani, John Steven Henslow. Pendeta Henslow adalah orang yang
merekomendasikan Charles Darwin muda, saat itu berusia 22 tahun, untuk menemani
Robert Fritzroy menjelajahi garis pantai Amerika selama 2 tahun dengan kapal
HMS Beagle. Dan, perjalanan dengan HMS Beagle adalah riset Darwin yang kelak
disusun menjadi naskah The Origin of
Species yang sangat berpengaruh itu.
***
Charles Darwin dilahirkan dan dibesarkan
dalam keluarga ningrat yang taat agama. Charles Darwin, ibarat pepatah, adalah
buah yang jatuh sangat jauh dari pohonnya. Kakeknya, Erasmus Darwin, adalah
seorang dokter kerajaan. Ayah, Robert Darwin, juga adalah seorang dokter yang
cukup kaya pada saat itu. Namun, Darwin muda memang tidak menyukai kedokteran. Menurutnya,
operasi bedah yang sering dilakukan ayahnya adalah proses yang sangat brutal
dan tak berperikemanusiaan. Lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga
ningrat berlatar belakang dokter, Darwin justru tertarik pada ilmu alam. Darwin
lebih senang mengamati dan mengoleksi kumbang daripada belajar menggunakan
peralatan medis.
Ketertarikan itu sudah
diperlihatkan semenjak Darwin masih berusia belia. Baru ketika Darwin memasuki
sekolah pendetanya di Christ’s College,
Cambridge University, minat ilmu alamnya semakin berkembang. Tapi ironisnya, pendidikan
pendeta justru membuat Charles Darwin menjadi orang yang paling sering dicemooh
oleh agamawan sepanjang satu setengah abad setelah bukunya The Origin of Spesies diterbitkan.
Darwin bukanlah satu-satunya
orang yang mengemukakan pemikiran tentang evolusi. Jauh sebelum Darwin, teori evolusi
sejak zaman Aristoteles. Meskipun, pemikiran evolusi sudah dikenal di kalangan ahli
biologi, geologi dan filsuf, pada zaman Darwin-lah evolusi benar-benar mendapat
tempat yang layak dalam ranah pemikiran keilmuan dan filsafat. Pemikiran-pemikiran
evolusi sebelum Darwin boleh dikatakan tidak terlalu banyak bepengaruh. Pemikiran
evolusi saat itu terbentur dengan kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian yang
diyakini oleh ilmuwan dan filsuf.
Terbitnya buku The Origin of Species berhasil merubah
kondisi itu dalam semalam. Boleh dikatakan, terbintnya buku The Origin of
Species akhirnya mengukuhkan Darwin sebagai simbol evolusi. Ketika mendengar
teori evolusi, maka pemikiran kebanyakan orang langsung tertuju pada Darwin. Evolusi menjadi perbincangan lintas disiplin. Biologi,
geologi, filsafat dll.
Setelah diterbitkan, buku itu
terus mendapat kritikan yang diarahkan kepada konsep-konsep atau pada
penulisnya. The Origin of Species
adalah buku yang sangat kontroverial pada masa itu hingga saat ini. Tak ada
buku yang ditulis dengan pemikiran jernih sehingga masih terus dicetak atau
diperdebatkan hingga saat ini. Jared Diamond, dalam pengantar buku evolusi
karangan Ernst Mayr, mengatakan bahwa setelah terbitnya buku The Origin of Species, setiap tahun
selalu ada setidaknya satu buku yang terbit dengan mencantumkan kata Darwin
pada judulnya.
Setelah terbitnya The Origin of Species, publik menerima
dengan baik konsep dasar evolusi yang diajukan oleh Darwin yaitu
keanekaragaman, tetapi evolusi itu sendiri tetap dimusuhi. Apa gerangan yang
menjadikan buku itu sebegitu kontroversial? Jawabannya tentu bisa anda
kemukakan dengan mudah, bahwa pemikiran Darwin tentang asal-asal usul kehidupan
adalah penyebabnya. Bahwa, semua mahkluk hidup yang ada saat ini berasal dari
leluhur yang sama tetapi mengalami modifikasi (common descent by modidication). Parahnya lagi, Darwin menempatkan
manusia dalam satu kelompok dengan hewan. Itulah sumber kekisruhan utama
evolusi. Sebagian orang yang sezaman dengan Darwin maupun yang menentang
evolusi hingga sangat anti dengan pemikiran itu. Pemikiran Darwin dianggap
menabrak Kitab Kejadian. Melemahkan posisi Tuhan dalam penciptaan mahkluk
hidup.
Tesis yang kontroversial itu
datang dari pengamatan Darwin pada populasi burung di Kepulauan Galapagos. Dari
3 pulau yang disinggahi, ada 3 spesies burung peniru (mockingbird) dan ia tahu bahwa hanya ada 1 spesies burung mockingbird di Amerika Selatan. Darwin sebenarnya sedang menerka-nerka
asal-usul kehidupan pada saat itu. Dengan bukti yang sangat terbatas, ia berani
mengemukakan sebuah argumen yang menggemparkan. Tuduhan para penentang evolusi
adalah Darwin melakukan lompatan induktif. Ketiadaan bukti yang bisa
menjelaskan bahwa semua mahkluk hidup berasal dari leluhur yang sama membuat
pemikiran Darwin ditentang. Ernst Mayr, dalam bukunya menulis bahwa zaman Ratu
Victoria dibuat geger saat buku The
Origin of Species diterbitkan. Darwin meletakan seleksi alam sebagai mekanisme
evolusi.
Terdapat enam fakta yang diungkap oleh Darwin dalam bukunya. Darwin
menjelaskan bahwa: 1) fertilitas mahkluk hidup yang tinggi akan menyebabkan
dunia tidak dapat menampungnya apabila tidak ada hambatannya, 2) jumlah
individu secara keseluruhan hampir tidak berubah karena terdapat faktor
pembatas (ketersiadaan makanan) yang mengatur jumlahnya; 3) adanya struggle for existence (perjuangan untuk
hidup); karena 4) lingkungan yang terus berubah, sehingga menyebabkan; 5)
seleksi alam pada masing individu berbeda dan 6)adanya variasi dan faktor yang
menentukannya.
Evolusi yang dikemukakan Darwin mengalami perkembangan baru setelah
karya-karya Johan Gregor Mendel
ditemukan kembali pada tahun 1900-an. Mendel yang menemukan faktor yang
mengendalikan sifat individu (gen) melalui percobaan yang dilakukannya pada
tanaman kacang ercis (Pisum sativum).
Gagasan Darwin kemudian dikiritik dan disempurnakan oleh Theodosius Dobzansky
(ahli genetika populasi), G. G. Simpson (paleontolog vertebrata), dan Ernst
Mayr (ahli sistimatik). Teori seleksi alam sebagai dasar Evolusi Darwin
disempurnakan. Pandangan evolusi yang baru ini menyatakan bahwa peristiwa seleksi
baru dapat berlangsung apabila terlebih dahulu telah ada keanekaragaman antar
individu (varian) atau dapat dikatakan bahwa seleksi alam hanya sebagai faktor
yang mengukuhkan varian-varian yang sesuai dan bukan sebagai faktor penyebab
timbulnya varian-varian yang sesuai atau dengan kata lain seleksi alam hanya
faktor pengarah evolusi organik. Periode ini kemudian disebut sebagai periode
Neo-Darwinisme. Genetika yang dikembangkan Mendel menjadi dasar untuk
menjelaskan evolusi.
Apakah evolusi bertentangan dengan agama? Franz Magnis Suseno, filsuf
dan pengajar filsafat STF Drikarya mengemukakan bahwa Penciptaan dalam Kitab
Genesis tidak dapat disesuaikan dengan teori evolusi. Cerita penciptaan
menurutnya, tidak harus diterima secara literer tetapi dapat dimengerti sebagai
ungkapan simbolis tentang suatu keyakinan iman, bahwa memang segala apa yanga
ada ini diciptakan oleh Allah dan semua itu baik adanya. Tidak ada jalan lain
untuk sampai pada masa pra-evolusi selain penciptaan. Evolusi pun tidak
mengajak orang menjadi materialistik dan tidak perlu seseorang menjadi lemah
imannya setelah mempelajari evolusi. Setelah lebih dari 150 tahun, teori
evolusi masih dipercaya sebagian orang karena manusia baik kehidupan maupun
karakteristiknya masih terus berevolusi sehingga teori evolusi pun masih akan
terus mengalam evolusi.
***
Charles Robert Darwin sudah tiada.
Tak ada yang tahu apa ia menjadi penghuni neraka karena pemikirannya atau malah
sebaliknya. Yang jelas, Darwin sudah menghasilkan karya intelektual yang masih
didebatkan hingga saat ini. Tanggal 24 November 1859 adalah pertama kalinya
buku The Origin of Species
diterbitkan oleh Penerbit John Murray di Inggris. Seberapa besar penolakan kita
terhadap evolusi, tidak akan mempengaruhi nama besar Charles Darwin. Ikon
evolusi memang telah diberikan kepadanya. Tulisan ini sengaja dibuat untuk
memperingati 153 tahun terbitnya buku The
Origin of Speceis by means of natural selection.
Komentar
Posting Komentar